Mengamati Politik: Marissa Haque Fawzi

Mengamati Politik: Marissa Haque Fawzi
Mengamati Politik: Marissa Haque Fawzi

Hatta Rajasa & Tjatur Sapto Edy, Kader PAN, Bersama No. 8 Progress Selalu

Hatta Rajasa & Tjatur Sapto Edy, Kader PAN, Bersama No. 8 Progress Selalu
Hatta Rajasa & Tjatur Sapto Edy, Kader PAN, Bersama No. 8 Progress Selalu (dlm Desy Ratnasari, MSi, DR. Marissa Haque, Ahmad. Z. Ikang Fawzi, MBA)

Senin, 29 Agustus 2011

Pendidikan Karakter Dasar untuk Berpolitik Santun-bermartabat: dalam Marissa Haque Fawzi



Sabtu, 15-01-2011 
Hikmah: Pendidikan Karakter
Oleh Nur Faizin M, Pada dasarnya manusia dilahirkan memiliki karakter yang fitrah. Rasulallah SAW bersabda, "Setiap bayi dilahirkan di atas fitrah." (HR Bukhari Muslim). Allah SWT juga menegaskan bahwa setiap jiwa manusia telah berjanji untuk beriman kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Firman Allah: "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): `Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: `Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi'."(QS al-A`raf [7]: 172)


Namun, fitrah manusia tidak selamanya dapat dijaga sehingga setiap Muslim dapat menjadi pribadi-pribadi yang bersih dan jujur serta berakhlak karimah. Kemurnian fitrah manusia dapat dengan mudah terkontaminasi oleh pendidikan yang diberikan orang tua, masyarakat sekitar, dan bahkan sistem yang mendukung seseorang menjadi pribadi yang kehilangan karakternya.

Pribadi-pribadi yang kehilangan fitrahnya akan membentuk komunitas yang tidak berkarakter; mereka akan menjadi masyarakat jahiliyah dan cenderung plagiasi. Dalam konteks seperti itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang jahiliyah yang hidupnya hanya mengikuti nenek moyang mereka yang tersesat dan menyembah berhala.

Rasulallah SAW mulai mendidik karakter jahiliyah masyarakat Arab waktu itu dengan meluruskan ideologi atau keyakinannya. Beliau meluruskan kemusyrikan mereka dengan paradigma tauhid, yaitu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan yang berhak disembah dan menjadi tujuan hidup seluruh manusia di muka bumi. Karakter tauhid inilah yang menjadi landasan pendidikan karakter yang diajarkan oleh Rasulallah SAW dalam seluruh ajaran-ajarannya. Syariat atau aturan serta undang-undang tidak serta-merta diterapkan oleh Rasulallah SAW. Undang-undang atau sistem yang tidak dilandasi oleh ideologi atau paradigma yang lurus pasti tidak efektif. Oleh sebab itu, Rasulallah SAW baru mendirikan suatu komunitas setelah beliau mampu mendidik generasi Muhajirin dan Anshar yang berkarakter di Madinah.

Pendidikan karakter yang terpenting adalah pendidikan moral dan etika. Rasulallah SAW sendiri pun menegaskan hal itu dalam sabdanya, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak karimah." (HR Ahmad dan yang lain). Menumbuhkan kembali akhlak karimah haruslah menjadi kompetensi dalam proses pendidikan karakter setiap bangsa.

Strategi Rasulullah SAW tersebut patut dijadikan teladan oleh bangsa kita. Tanpa paradigma yang tepat tentang hidup dan tujuannya, undang-undang dan sistem apa pun yang dibuat menjadi sia-sia belaka. Kita semestinya mampu menjaga kemurnian karakter, meluruskannya jika salah, membentuk sistem yang tidak merusaknya, serta mengawasinya dengan sebaik-baiknya. Wallahu a`lam. (Dimuat di Republika) 

Bersama DPW PAN Bengkulu Feb 2013, Mungkin Insya Allah Menjadi Dapilku Kelak

Bersama DPW PAN Bengkulu Feb 2013, Mungkin Insya Allah Menjadi Dapilku Kelak
Bersama DPW PAN Bengkulu Feb 2013, Mungkin Insya Allah Menjadi Dapilku Kelak (dlm Marissa Haque Ikang Fawzi).jpg